Sirkel Dalam Islam

Akhir-Akhir ini ramai sekali pembahsan “sirkel”  di kalangan anak muda khiususnya dan di lini masa Sosial media. dari yang menangapi serius hingga yang hanya bercanda.Mari perlu kita ketahui Bersama-saama terlebih dahulu, apa sih sirkel itu?

Apa itu Sirkel?

Sirkel berasal dari kata dalam Bahasa Inggris circle yang secara bahasa artinya lingkaran. Lingkaran yang dimaksud dalam konteks ini adalah lingkaran/kelompok pertemanan atau pergaulan.

Pada dasarnya sirkel pertemanan ini mula-mulanya luas, Khususnya pada saat kita duduk di bangku sekolah. Kemudian secara tidak langsung perlahan akan mengecil seiring dengan bertambahnya usia kita. Orang-orang yang masuk ke dalam sirkel pertemanan kita umumnya orang-orang yang secara obrolan dan bercandaan“nyambung” dengan kita.

Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Kita

Setelah kita ketahui apa itu sirkel, selanjutnya kita cari tahu apa pengaruhnya sirkel pertemanan terhadap kehidupan kita?

Diriwayatkan dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari)

Hadits di atas menyebutkan bahwa teman yang baik (shalih) maupun teman teman yang jelek keduanya sama-sama memiliki pengaruh terhadap kehidupan kita,maka sirkel yang baik itu penting bagi kita.

banyak orang dipengaruhi oleh sirkel pertemanannya karena sering sekali berkumpul atau aktivitas bersama. Sirkel pertemanan pada lingkungan kerja, pendidikan, komunitas, dan sebagainya dapat berpengaruh pada diri kita baik dari cara pandang, selera, perubahan tingkah laku, dan gaya hidup

Hal tersebut sejalan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Memilih Sirkel yang Lebih Baik

Menjalin sebuah pertemanan merupakan sesuatu yang baik. Meninggalkan atau memutuskan tali pertemanan merupakan hal yang tidak mudah, bahkan dapat mendatangkan mudharat, dan berujung pada permusuhan.

ketika memutuskan atau keluar dari sirkel pertemanan yang sudah lama terjalin itu sangat berat tetapi kita harus keluar dari sirkel yang buruk,atau kita memiliki sebuah pilihan, yakni memasukkan orang-orang yang lebih baik ke dalam sirkel pertemanan kita.

Ada beberapa cara untuk memasukkan orang-orang yang baik/shaleh ke dalam sirkel pertemanan kita, salah satunya adalah dengan datang ke majelis ilmu.

Majelis Ilmu

Majelis ilmu merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang insya Allah memiliki tujuan yang sama, yakni: mencari ilmu, dan berusaha untuk memperbaiki diri.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, ”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, ”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.” (HR. Tirmidzi)

Apabila datang dan bergabung ke dalam majelis ilmu kita dapat bertemu dan berteman dengan orang baik, yang dapat mengingatkan kita apabila kita berbuat salah bukan yang membenarkan setiap kesalahan kita agar kelak kita bisa menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Terlebih di zaman ini di mana orang-orang sudah mulai banyak yang tidak peduli dengan batas halal dan haram dalam muamalah sehari-hari.

Selanjutnya, kita juga dapat mengajak teman-teman yang lain untuk bergabung ke dalam majelis ilmu yang kita ikuti agar semakin banyak orang-orang baik yang berada di sirkel pertemanan kita. Teringat sebuah pepatah dalam bahasa arab,

الصَّاحِبُ سَاحِبٌ

“Yang namanya sahabat bisa menarik (memengaruhi).”

Login